Dilema Pembentukan Karakter Siswa dalam Penerapan Kurikulum Merdeka
DOI:
https://doi.org/10.59001/pjier.v2i1.150Keywords:
karakter siswa, Kurikulum Merdeka, pembelajaran berbasis proyek, Pelajar PancasilaAbstract
This study examines the impact of curriculum system changes on student behavior and character patterns at SMA Negeri 2 Batu, Kota Batu, related to the transition from Curriculum 13 to the Merdeka Curriculum. The Merdeka Curriculum is part of the Merdeka Belajar program, which aims to provide freedom to educational units, teachers, and students to develop their potential to the fullest. The results show that students face complex dilemmas. Although project-based learning in the Merdeka Curriculum offers a deeper learning experience, students face various challenges such as high workloads, risk of stress, and the "flood" of information through technology. Students must filter information, develop critical thinking skills, and maintain moral sensitivity. It is important for the education sector to pay attention to student welfare in implementing project-based learning. Measures such as managing workloads wisely, increasing access to resources, and psychological and social approaches can help reduce the negative impact of this curriculum change. The application of Pancasila values is also necessary to shape good attitudes, behavior, and morals in students. Thus, students can reap the maximum benefits of project-based learning without sacrificing their well-being and life balance.
Penelitian ini menginvestigasi keterhubungan antara sistem kurikulum yang diberlakukan dengan pola perilaku dan karakter siswa di SMA Negeri 2 Batu, Kota Batu, terkait peralihan dari Kurikulum 13 ke Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka merupakan bagian dari program Merdeka Belajar yang bertujuan memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan, guru, dan peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dihadapkan pada dilema kompleks. Meskipun pembelajaran berbasis proyek dalam Kurikulum Merdeka menawarkan pengalaman belajar yang lebih mendalam, siswa menghadapi berbagai tantangan seperti beban kerja yang tinggi, risiko stres, dan "bajirnya" informasi melalui teknologi. Siswa harus memfilter informasi, mengembangkan kemampuan kritis, dan menjaga kepekaan moral. Penting bagi pihak pendidikan untuk memperhatikan kesejahteraan siswa dalam mengimplementasikan pembelajaran berbasis proyek. Langkah-langkah seperti pengelolaan beban kerja yang bijaksana, peningkatan aksesibilitas sumber daya, serta pendekatan psikologis dan sosial dapat membantu mengurangi dampak negatif dari perubahan kurikulum ini. Penerapan nilai-nilai Pancasila juga diperlukan untuk membentuk sikap, perilaku, dan akhlak yang baik pada siswa. Dengan demikian, siswa dapat merasakan manfaat yang maksimal dari pembelajaran berbasis proyek tanpa mengorbankan kesejahteraan dan keseimbangan hidup mereka.
References
Adib, M. (2012). Agen dan Struktur dalam Pandangan Piere Bourdieu. http://madib.blog.uniar.ac.id
Ainia, D. K. (2020). Merdeka Belajar dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya bagi Pengembangan Pendidikan Karakter. Filsafat Indonesia, 3, 95–101.
Aisyah, S., & Astuti, R. (2021). Analisis Mengenai Telaah Kurikulum K-13 pada Jenjang Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(6), 6120–6125. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i6.1770
Basri, H., Sukran, M. A., Fahrurrozi, M., Ramli, M., Junaidi, M. A., & Hamzanwadi, U. (2023). Asistensi Penulisan Artikel Ilmiah dalam Program Penunjang Karir Guru: Kualitatif-Partisipatoris, Guru Dane Indonesia. Jurnal Abdimas Bina Bangsa, 4(1), 128–140. https://doi.org/10.46306/jabb.v4i1
Diplan. (2019). Tantangan Pendidik di Era Digital. LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan, 14(2), 41–47.
Haerullah, H., & Elihami, E. (2020). Dimensi Perkembangan Pendidikan Formal dan Non Formal. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 1(1).
Iftirani, I. F., Regita Cahyani, S., Pratiwi, W., dan Nurita Apridiana Lestari, S., Fisika, J., Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, F., & Negeri Surabaya, U. (2022). Penerapan Kurikulum 2013 (K-13) Pada Pelaksanaan Pembelajaran Fisika di SMA. https://journal.edupartnerpublishing.co.id/index.php/JIPP
Indarta, Y., Jalinus, N., Waskito, W., Samala, A. D., Riyanda, A. R., & Adi, N. H. (2022). Relevansi Kurikulum Merdeka Belajar dengan Model Pembelajaran Abad 21 dalam Perkembangan Era Society 5.0. EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 4(2), 3011–3024. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2589
Indriyanto, B. (2012). Pengembangan Kurikulum sebagai Intervensi Kebijakan Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 18(4), 440–453. https://doi.org/10.24832/jpnk.v18i4.100
Miftah, M. (2013). Penerapan Teori Belajar dan Desain Instruksional dalam Program Mobile Learning. Kwangsan : Jurnal Teknologi Pendidikan. 1 (1). https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v1n1.p46--56
Nugrohadi, S., & Anwar, T. (2022). Pelatihan Assembler Edu untuk Meningkatkan Keterampilan Guru Merancang Project-based Learning Sesuai Kurikulum Merdeka Belajar. 16(1), 77–80. https://doi.org/10.26877/mpp.v16i1.11953
Nugroho, H. (1994). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penelitian Partisipatoris. Populasi, 5(1), 112–117.
Pratycia, A., Dharma Putra, A., Salsabila, A. G. M., Adha, F. I., & Fuadin, A. (2023). Analisis Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka. Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer, 3(01), 58–64. https://doi.org/10.47709/jpsk.v3i01.1974
Rahayu, R., Rosita, R., Rahayuningsih, Y. S., Hernawan, A. H., & Prihantini, P. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Penggerak. Jurnal Basicedu, 6(4), 6313–6319. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3237
Sukmawati, H. (2013). TRIPUSAT PENDIDIKAN. Dalam Jurnal PILAR (Vol. 2, Nomor 2).
Tandiangga, P., & Allolayu, A. (2022). Institusi Pendidikan sebagai Sarana Reproduksi Budaya dan Sosial. Research and Development Journal Of Education, 8(2), 904–909. https://doi.org/10.30998/rdje.v8i2.15861
Yufinanda, A. P. (2021). Statistik Pemuda Provinsi Jawa Timur 2021. www.freepik.com
Zulkarnain, Dwiningrum, N. R., Widagda, M. E. P., & Aditya, A. W. (2022). Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka Belajar. Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif (SENTRINOV) Ke-8, 8, 234–241.