Analisis Daya Saing Pariwisata Provinsi Lampung
DOI:
https://doi.org/10.59001/pjeb.v1i2.8Keywords:
Pariwisata, Daya saing, Indeks Pariwisata, Indeks Komposit, Indeks Daya Saing PariwisataAbstract
The tourism sector is one of the strategic sectors in enhancing local revenue. Revenue from tourism activities have contributed to employment, promote employment in these sub-sectors of tourism. In this study, the tourism object to be studied is Lampung province which is one of the areas that have the potential for high-value tourism. This research measuring the competitiveness of the tourism industry can use variables competitiveness using eight indicators used World tourism organization (WTO), namely, Human Tourism Indicator (HTI), Price Competitiveness Indicator (PCI), Infrastructure Development Indicator (IDI), Environment Indicator (EI), Technology Advancement Indicator (TAI), Human Resources Indicator (HRI), openness Indicator (OI) and the Social Development Indicator (SDI). This study uses secondary data. The analytical method used in this study is the tourism competitiveness index. The analysis showed that the tourism competitiveness in the eighth indicator shows the value of not being competitive.
Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor yang strategis dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan dari kegiatan pariwisata memiliki kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja, mendorong kesempatan pada sub-sub sektor pariwisata. Pada Penelitian ini objek pariwisata yang akan diteliti adalah Provinsi Lampung yang merupakan salah satu daerah yang mempunyai potensi pariwisata bernilai jual tinggi. Dalam Penelitian ini pengukuran daya saing industri pariwisata dapat menggunakan variabel daya saing dengan menggunakan delapan indikator yang digunakan World tourism organization (WTO) yaitu, Human Tourism Indicator (HTI), Price Competitiveness Indicator (PCI), Infrastructure Development Indicator (IDI), Environtment Indicator (EI), Technology Advancement Indicator (TAI), Human Resources Indicator (HRI), Openess Indicator (OI) dan Social Development Indicator (SDI). Penelitian ini menggunakan data sekunder. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks daya saing pariwisata. Hasil analisis menunjukkan bahwa daya saing pariwisata pada kedelapan indikator variabel menunjukan nilai tidak berdaya saing.
References
Badan Pusat Statistik (BPS), diakses dari https://lampung.bps.go.id/, Lampung dalam Angka 2021
Damanik & Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata: Dari Teori ke aplikasi. Andi Ofset, Yogjakarta.
Getz, D., Gearing, C. E., Swart, W. W., Var, T., Garelli, S., Freitas, C. R. De, de Freitas, C. R., Franch, M., Martini, U., Buffa, F., Parisi, G., Formica, S., Fischer, T. W., Fernando, I. N., Long, W., Event, S., Enright, M. J., Newton, J., Efficiency, D., … Ambastha, A. (2013). Tourism Competitiveness in Small Island Developing States. Tourism Management, 44(1).
Porter, M. (1990). Competitive Advantage of Nations. Competitive Intelligence Review, 1(1). https://doi.org/10.1002/cir.3880010112
Ritchie, J. R. B., & Crouch, G. I. (2010). A model of destination competitiveness/sustainability: Brazilian perspectives. Revista de Administração Pública, 44(5). https://doi.org/10.1590/s0034-76122010000500003
WTTC. (2017). Travel & Tourism Economic Impact 2017 WORLD. In World Travel & Tourism Council.
Yoety, O. A. (2008). Ekonomi pariwisata: introduksi, informasi, dan aplikasi. Penerbit Buku Kompas. https://books.google.co.id/books?id=ca5Yky1l30gC
