Upacara Hanta Ua Pua untuk Memperingati Masuknya Islam di Dana Mbojo

Authors

  • Nurnazmi Nurnazmi Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia
  • Ali Maksum Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.59001/pjrs.v2i2.50

Keywords:

Hanta Ua Pua, Masuknya Islam, Dana Mbojo

Abstract

Bima officially became an Islamic kingdom since 1050 H / 1640 AD, king Rumata Mabata Wadu / La Ka'i changed his name to Abdul Kahir I (would become the first Sultan of Bima). To strengthen the agreement in Oi Ule and broadcasting the development of Islam in Bima, three activities were established, namely (1) the Hanta Ua Pua ceremony to celebrate the Maulud of the Prophet Muhammad SAW, (2) Aru Raja To'i (Eid al-Fitr), and (3) Aru Raja Na'e (Eid al-Adhar). Hanta ua pua is a traditional ceremony that is closely related to the history of converting to Islam in the land of Bima. The hanta ua pua ceremony process is complemented by uma lige, dolu flowers, Wera jara and jara sara'u troops, suba na'e warriors, lenggo dance, kanja and mihu dances, sere dances, and dali. The objectives to be achieved in upcara hanta ua pua, as follows: (1) Commemorating and glorifying the birth day of the Great Prophet Muhammad Saw, (2) Commemorating the entry of Islam and the establishment of the Bima Sultanate, and (3) Honoring the Malay penghulu (Datuk gurunya) and all his family / descendants who contributed to spreading Islam in Bima.

 

Bima resmi menjadi kerajaan islam sejak tahun 1050 H/ 1640 M, raja Rumata Mabata Wadu/ La Ka’i merubah namanya menjadi Abdul Kahir I (bakal menjadi Sultan Bima pertama). Untuk memperkokoh perjanjian di Oi Ule dan penyiaran pengembangan Islam di Bima ditetapkan tiga kegiatan yaitu (1) upacara Hanta Ua Pua untuk merayakan Maulud Nabi Muhammad SAW, (2) Aru Raja To’i (Hari Raya Idul Fitri), dan (3) Aru Raja Na’e (Hari Raya Idul Adhar). Hanta ua pua merupakan upacara adat yang erat kaitannya dengan sejarah masuk agama Islam ditanah Bima. Proses upacara hanta ua pua dilengkapi dengan uma lige, bunga dolu, pasukan jara Wera dan jara sara’u, laskar suba na’e, tari lenggo, tari kanja dan mihu, tari sere, dan dali. Tujuan yang ingin dicapai dalam upcara hanta ua pua, sebagai berikut: (1) Memperingati dan memuliakan hari kelahiran Nabi Besar Muhammad Saw, (2) Memperingati masuknya agama Islam dan berdirinya Kesultanan Bima, dan (3) Menghormati penghulu Melayu (Datuk gurunya) beserta seluruh kaum keluarga/ keturunannya yang berjasa menyebarkan agama Islam di Bima.

References

Abdullah, A. G. (2015). Peradilan Agama dalam Pemerintahan Islam di Kesultanan Bima (1947-1957). Yogyakarta: GENTA .

Abdullah, L. M. (2014). Mengenal BO Catatan Kuno Daerah Bima. Yogyakarta: Lengger.

Aksa. (2022). Hanta Ua Pua: Geliat Islamisasi dan Strategi Ulama dalam Menyebabkan Islam di Bima. PUSAKA Jurnal Khasanah Keagamaan Vol10 No.2 , 439-440.

Ernaningsih. (2011). Unsur Norma Agama dalam Tradisi Ua Pua di Kelurahan Melayu Kecamatan Asakota Kota Bima Nusa tenggara Barat. Program Studi Pendidikan Sosiologi Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, vii.

Haris, T., Kartini, R., Muchlisa, D. r., Abubakar, S., & Sulaiman, M. (2021). Kesultanan Bima Masa Pra Islam Sampai Masa Awal Kemerdekaan. Kota Bima: Kementerian Agama dan Museum Samparaja Bima.

Hasnun, A. (2020). Aspek Moral dan Islam Nilai Luhur Maja Labo Dahu, Sifat Kepemimpinan Ncuhi, Raja, Sultan. Yogyakarta: BILDUNG.

Hasnun, A. (2020). MENGENAL ORANG BIMA DAN KEBUDAYAANNYA Lukisan Singkat terhadap Kepribadian dan Kepemimpinan Nggusu Waru, Nilai Leluhur Maja Labo Dahu, dan Filsafat Hidup. Yogyakarta: BILDUNG.

Ismail, M., & Malingi, A. (2018). Jejak Para Sultan Bima. ----------------: CV Adnan Printing.

Jumiati. (2017). Hanta Ua Pua; Sejarah Tradisi Keagamaan di Bima Abad XVII-XXI. Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 23.

Loir, H. C., & R.Salahuddin, S. M. (1999). BO Sangaji Kai Catatan Kerajaan Bima. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Malingi, A. (2016). Syiar Islam dalam Upacara Hanta Ua Pua di Tanah Bima Nusa Tenggara Barat. Jurnal Lektur Keagamaan Vol.14 No.1 Hal. 29-54, 33.

Nurnazmi, Arifuddin, Nurhasanah, Irfan, Waluyat, I., ST.Nurbayan, et al. (2020). Menguak Misteri Ritual Sesajen (Toho Dore) pada Suku Mbojo di Bima. Sosiologi Reflektif Volume 15 No.1 Oktober 2020, 8.

Nurrofika, & Murdiono, M. (2020). Tradisi Hanta Ua Pua sebagai Pelestarian Budaya Religi Bima. Jurnal ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya Vol.22 No.01 (Juni 2020), 16.

R.Salahuddin, S. M. (2021). Naskah Hukum Adat Tanah Bima dalam Perspektif Hukum Islam. Mataram: Samparaja Bima bekerjasama dengan Insan Madani Institute.

Rahman, M. (2009). ISLAM DI BIMA Kajian Historis tentang Proses Islamisasidan Perkembangan Masa Kesultanan. Yogyakarta: GENTA PRESS.

Zuriati, & Nurhasanah. (2018). Kebudayaan Islam yang Berkembang di Kesultanan Bima pada Abad ke XVII M. Pendidikan IPS Vol.8 No.2 Juli-Desember 2018 ISSN: 2088-0308, 133.

Published

30-07-2023

Issue

Section

Articles