Nilai-Nilai Sufistik dan Harmoni Umat Beragama
Pengalaman Komunitas Muslim dan Jamaat GKJW Jombang
DOI:
https://doi.org/10.59001/pjrs.v2i1.49Keywords:
nilai sufistik, kerukunan beragama, jombangAbstract
Jombang is a plural area and has a unique character. It is well known as the base area and birthplace of NU, the largest Islamic mass organization in Indonesia. On the other hand, Jombang is also the basis of a distinctive Christian community, namely the Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). This article will examine how Sufistic values influence and become the basis of thinking for the Muslim community in Jombang and the Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) congregation so that they can coexist peacefully and empathetically. This study found that the internalization of Sufistic reasoning in Jombang society, both Muslim and GKJW Christian, gave rise to attitudes that support harmonious relations between religious communities. Sufistic values act as a meeting point between different religions to give rise to social behavior that places more emphasis on the essential values of religion, love, and tolerance which in turn can minimize differences that can cause tension.
Jombang merupakan daerah yang plural dan memiliki karakter unik. Ia dikenal sebagai daerah basis dan kelahiran NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, disisi lain Jombang juga merupakan basis komunitas Kristen yang khas, yaitu jamaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Artikel ini akan mengkaji bagaimana nilai-nilai sufistik mempengaruhi dan menjadi landasan berfikir komunitas Muslim di Jombang dan jamaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW), sehingga mereka dapat hidup berdampingan dengan damai dan penuh empati. Kajian ini menemukan bahwa internalisasi nalar sufistik dalam masyarakat Jombang, baik yang beragama Islam maupun Kristen GKJW memunculkan sikap yang mendukung terjadinya hubungan harmonis atar umat beragama. Nilai-nilai sufistik berperan sebagai titik temu antar agama yang berbeda sehingga memunculkan prilaku sosial yang lebih menekankan kepada nilai-nilai esensi agama, cinta kasih dan toleransi yang akirnya dapat meminimalisir perbedaan-perbedaan yang dapat menimbulkan ketegangan.
References
Anam Choirul. 2021. Nilai Kerukunan Sosial Dalam Tradisi Undhuhundhuh Di Gereja Kristen Jawi Wetan (Gkjw) Mojowarno Jombang Jawa Timur.
Ahmad Sahal, “Prolog: Kenapa Islam Nusantara”, dalam Akhmad Sahal (ed.), Islam Nusantara: Dari Ushul Fiqh Hingga Paham Kebangsaan, (Bandung: Mizan, 2015)
Ali Harb, Kritik Kebenaran, terj. Sunarwoto Dema (Yogyakarta: LKiS, 1995)
Azyumardi Azra . 2015. sebutan Islam Nusantara sebagai Islam distingtif, “Islam Nusantara: Islam Indonesia,” dalam Koran Republika, 25 Juni 2015. Konsepnya dipublikasikan melalui website Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, lihat http://fah.uinjkt.ac.id/islam-nusantara-adalah-kita/, diakes pada tanggal 20 Pebruari 2018
Fazlur Rahman, Tema Pokok al-Qur’an, cetakan ke-2 (Bandung: Pustaka, 1996) Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Dian Rakyat, 1974) Kuntowijoyo, Paradigma Islam Interpretasi Untuk Aksi, (Bandung: Mizan, 1999)
Marshall G.S. Hodgson, The Venture of Islam, terj. (Jakarta: Paramadina, 2002) www.baranews.co/web/read/660/tekad.jawa.timur.pertahankan.sejarah. Diakses pada Tanggal 12 Desember 2022
Mohammad Damami, Makna Agama dalam Masyarakat Jawa. (Yogyakarta Indonesia: LESTI,2002)
M. Abed al-Jabiri, Bunyat al-Aql al-‘Arabi (Beirut: al-Markaz ats-Tsaqafi al-„Arabi,1993) Murtadho Muthahhari, Fundamental of Islamic Thought (Bandung:Mizan Press, 1985)
Muhammad Tholhah Hasan, Ahlussunnah Wal-Jamaah: dalam Persepsi dan TradisiNU. Cetakan ke-6 (Jakarta: Lantabora Press, 2015)
Mujamil Qomar. “Islam Nusantara” : Sebuah Alternatif Model Pemikiran, PEmahaman dan PEngamalan Islam”, dalam el Harakah Vo.17 No.2 Tahun 2015. Dikutip pada tanggal 18 Februari 2018 dari http://islamnusantara.com/ketum-pbnu-aqil- siradj-empat pilar-islam-nusantara/
Nur Syam, Islam Pesisir (Yogyakarta: LKiS, 2005), hlm. 63-65. Pendapat al-Attas bisa dilihat di Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam and Secularism (Kuala Lumpur : International Institute of Islamic Thought and Civilisation (ISTAC), 1993), hlm. 173. Pendapat Azra bisa dilihatdi Azyumardi Azra, Jaringan Global dan Lokal Islam Nusantara (Bandung: Mizan, 2002)
Sauqi Futani, Nalar Sufustik Islam Nusantara Dalam Membangun Perdamaian….Unisda Lamongan.
Robert Frager, Psikologi Sufi untuk Transformasi Hati, Jiwa dan Ruh, terj. Hasmiyah Rauf (Jakarta: Penerbit Zaman, 2014)
Trisno S. Sutanto “Di Seberang Dewi Sri Dan Kristus Dapatkah Lokalitas Berbicara?” dalam Ahmad Baso, Plesetan Lokalitas Politik Pribumisasi Islam, (Jakarta selatan: Desantara, 2002)