Optimalisasi Partisipasi Masyarakat dalam Penganggaran
Strategi dan Rekomendasi Kebijakan
DOI:
https://doi.org/10.59001/pjls.v3i1.173Keywords:
penganggaran partisipatif, e-Participatory Budgeting, kerangka hukum, transparansiAbstract
Community participation in budgeting is a crucial element in maintaining transparency and accountability in regional financial management. Based on Government Regulation of the Republic of Indonesia Number 45 of 2017 concerning Community Participation in Local Governance, regional governments are required to encourage public involvement in the process of formulating general budget policies for regional revenue and expenditure as well as temporary budget priorities and ceilings. This participatory process involves gathering input from the community through various methods such as surveys, community meetings, or online platforms. Despite the existing regulations, there are challenges in implementation, including a lack of public understanding of public budgets and bureaucratic resistance. Legal aspects also play a significant role in either encouraging or hindering community participation. This study aims to analyze the legal framework governing community participation in the budgeting process in Indonesia, identify the legal obstacles faced, and provide policy recommendations to enhance community participation. By implementing recommendations such as the use of e-Participatory Budgeting (e-PB) and participatory design, it is expected that community participation in the budgeting process will increase, resulting in public policies that are more responsive to the needs and aspirations of the community, and strengthening accountability and transparency in governance.
Partisipasi masyarakat dalam penganggaran merupakan elemen krusial dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2017 tentang Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, pemerintah daerah diwajibkan mendorong keterlibatan masyarakat dalam proses penyusunan kebijakan umum anggaran pendapatan dan belanja daerah serta prioritas dan plafon anggaran sementara. Proses partisipasi ini melibatkan pengumpulan masukan dari masyarakat melalui berbagai metode seperti survei, pertemuan komunitas, atau platform online. Meskipun regulasi telah ada, terdapat tantangan dalam implementasi, termasuk kurangnya pemahaman masyarakat tentang anggaran publik dan resistensi birokrasi. Aspek hukum juga berperan penting dalam mendorong atau menghambat partisipasi masyarakat. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis kerangka hukum yang mengatur partisipasi masyarakat dalam proses penganggaran di Indonesia, mengidentifikasi kendala hukum yang dihadapi, dan memberikan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Melalui penerapan rekomendasi seperti penggunaan e-Participatory Budgeting (e-PB) dan desain perancangan partisipatif, diharapkan partisipasi masyarakat dalam proses penganggaran dapat meningkat, sehingga kebijakan publik yang dihasilkan lebih responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat, serta memperkuat akuntabilitas dan transparansi dalam pemerintahan.
References
Adisasmita, R. (2006). Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan(1st ed.). Yogyakarta: Graha Ilmu
Agustin, M. (2016). Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Desa Melalui Musrenbang. Publika: Jurnal Mahasiswa Unesa, 4(1), 1–14
Aiman, Rahmat. (2015). Studi Fenomenologi: Persepsi Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Terhadap Kepentingan Masyarakat Dalam Pengalokasian Anggaran. (Skripsi Sarjana, Universitas Hasanuddin).
Barbera, C., M. Sicilia, and I. Steccolini. 2016. “The Participatory Budgeting as a Form of Co-Production.” In Co-production in the Public Sector, edited by M. Fugini, E. Bracci, and M. Sicilia,27–39. Switzerland: Springer
Bartocci, L., Grossi, G., Mauro, S. G., & Ebdon, C. (2023). The journey of participatory budgeting: a systematic literature review and future research directions. International Review of Administrative Sciences, 89(3), 757-774.
Goldfrank, B., & Schneider, A. (2006). Competitive institution building: the PT and participatory budgeting in Rio Grande do Sul. Latin American Politics and Society, 48(3), 1-31
Mærøe, A. R., Norta, A., Tsap, V., & Pappel, I. (2021). Increasing citizen participation in e-participatory budgeting processes. Journal of Information Technology & Politics, 18(2), 125-147.
Mifta Farid, Antikowati, & Rosita Indrayati, Kewenangan Pemerintah Daerah dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Potensi Daerah, e-Journal Lentera Hukum, University of Jember, Volume 4, Issue 2, 2017, pp. 95-108.
Osborne, S. P., Z. Radnor, and G. Nasi. 2013. “A New Theory for Public Service Management? towardA (Public) Service-Dominant Approach.” The American Review of Public Administration 43 (2):135–158. doi:10.1177/0275074012466935
Ostrom, E. 1972. “Metropolitan Reform: Propositions Derived from Two Traditions.” Social ScienceQuarterly 53 (3): 474–493
Peraturan Pemerintah (PP). 2017. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2017 tentang Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. LN.2017/No. 225, Jakarta
Schwarzmantel, John. (1994). The State in Contemporary Society: An Introduction. Harvester Wheatsheal, London.
Silvia, A. N., & Myrna, R. (2023). Peran Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Anggaran Publik Untuk Meningkatkan Akuntabilitas Dan Efektivitas Penggunaan Dana Publik. Jurnal Ilmiah Edunomika, 8(1).
Sopanah, A. (2011). Refusal of a Local Government Budgeting: An Interpretive Case Study. Asia Pacific Journal of Accounting and Finance, 1(2), 165–177.
Strokosch, K., and S. P. Osborne. 2020. “Debate: If Citizen Participation Is so Important, Why Has It Not Been Achieved?” Public Money & Management 40 (1): 8–10. doi:10.1080/09540962.2019.1654322
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Dito Arief Nurakhmadi, Triya Indra Rahmawan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.